Langsung ke konten utama

Siapa yang Gak Mau Dibimbing Rhenald Kasali?


Buat kalian yang belum tahu apa RK Mentee atau Rhenald Kasali Mentee wajib baca tulisan ini. Kenapa? Karena ini adalah program pelatihan yang sangat keren buat kalian lulusan perguruan tinggi dan masih muda. Menurut saya idealnya peserta potensial di sini adalah dibawah 25 tahun, atau boleh lah di atas 25 tahun asal belum mecicipi dunia kerja profesional. Lebih bagus lagi, program ini cocok untuk kalian yang masih galau mau ngapain seusai kuliah. Supaya kalian tidak hanya jadi generasi galau seperti saya sembilan tahun yang lalu.

Seperti namanya RK Mentee, program ini memang digagas oleh Rhenald Kasali, pendiri house of entrepreneurs Rumah Perubahan di Bekasi. Beliau juga merupakan guru besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Mentee berasal dari kata mentor, sama dengan trainee yang artinya adalah orang yang dilatih atau dimentoring. RK Mentee ini merupakan program pelatihan agar generasi muda mampu menjadi agen perubahan. Perubahan positif dari diri, kemudian orang lain, dan akhirnya bermuara pada merubah lingkungan. Jadi buat yang sangat menyukai kegiatan, isu sosial, dan segala hal yang berhubungan dengan kewirausahaan monggo ikutin program ini. Kegiatan ini berlangsung selama seminggu dan para mentee (sebutan bagi peserta) akan tinggal di mess yang disediakan Rumah Perubahan. Nah yang perlu dicatat adalah kegiatan ini full gratis tanpa harus membayar sepeser pun kecuali akomodasi dari daerah asal ke Bekasi. It is tempting, isn't it? Apalagi di jaman sekarang, siapa sih yang gak suka gratisan, plus dapat segudang ilmu lagi. Kalian bisa cek sederet nama yang mungkin pernah kamu dengar merupakan mentee dari Prof Rhenald, mulai dari Alfatih Timur pendiri kitabisa.com, Alia Noor Anoviar pendiri sanggardreamdelion, dan JS Khairen.

RK Mentee Angkatan Kedua 
Program ini akan membimbing kamu mengenali diri sendiri, tujuan, dan cita-cita apa yang ingin kamu lakukan terkait dengan kegiatan sosial di masa depan. Tidak melulu tentang sosial sih, jika kamu punya mimpi membangun hal besar tentunya akan lebih baik kalau itu ditujukan untuk kepentingan orang banyak bukan? Nah inilah yang ingin dibangun dalam pelatihan selama seminggu dalam program RK Mentee. Bagaimana mengenali potensi diri, kemudian menciptakan tujuan, mengkurasinya, dan terakhir yang paling penting adalah mewujudkannya. Sociopreneurship.
Beberapa kegiatan di RK Mentee #2
Belum lagi sederet tokoh penting akan menjadi pembicara dalam sharing session yang menjadi agenda wajib program ini. Sebut saja Pandji PragiwaksonoDahlan IskanRJ Lino (terlepas dari semua pemberitaan dan statusnya sebagai tersangka), dan tentu saja sang tuan rumah Prof Rhenald Kasali. Menurut saya yang sedari awal tidak tahu akan ada pembicara dari luar, line up ini cukup keren. Hal ini mengingatkan saya pada saat awal masuk kerja, ketika itu saya mendapatkan pelatihan jurnalistik dari kantor dengan guest speaker kala itu para komisioner KPK (Abraham Samad dan Bambang Widjojanto) dan ketua KPU kala itu Husni Kamil Manik. Kala itu saya masih ndeso, jadi senang bukan kepalang. Apalagi baru menyandang gelar sebagai calon reporter berita. Bangga? Iyalah. Nah jadi sudah kebayang kan bagaimana ketika kalian nanti akan bertemu dengan tokoh-tokoh yang menurut saya adalah agen perubahan. Terlebih kalian bisa melakukan diskusi dan tanya jawab. Mantap bukan? 
My best team-mate ever
Seminggu di sana tidak akan terasa lama, karena ketika kita menikmati sesuatu, maka waktu akan cepat berlalu. Salam generasi anti wacana.

Feel free to ask me or leave your comment below. ^^




Komentar

  1. Moment2 yang merindukan, terima kasih share pengalamannya. Baca juga artikel terkait rk mentee RK Mentee Rumah Perubahan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pergi dan Dendam Beberapa hari yang lalu sekitar tanggal 19 sampai 25 Mei saya mendapat tugas liputan ke pulau paling barat Indonesia. Aceh dan Sumatera Utara menjadi tujuan selama seminggu ke depan.  Sebulan terakhir media diisi dengan headline mengenai terdamparnya imigran asal Bangladesh dan Myanmar di Indonesia dan negara sekitar. Saya pun tak sengaja mengunjungi sebuah penampungan pengungsi di daerah Aceh Tamiang. Tak banyak memang yang ditampung, bahkan daripada penampungan lain di Kuala Langsa maupun Lhoksukon, tempat ini bisa dibilang terbaik. 47 pengungsi menempati sebuah wisma SKB Karang Baru Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Sekitar 9 kamar tersedia untuk mereka termasuk makan, minum, dan kebutuhan lainnya. Petama kali datang saya langsung disambut dengan perdebatan kecil antara pria Bangla (sebutan untuk orang Bangladesh) dan pria Myanmar etnis Rohingya. Pria Bangla mengambil sabun batang yang diklaim sebagai milik pria Myanmar, seketika pertengkaran muncul. Pencuri

Ancaman Media Sosial sebagai Sumber Konflik Nasional

Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa memilki komponen masyarakat yang beragam, baik dari suku, karakteristik, budaya, hingga agama. Keberagaman ini memberikan corak tersendiri, namun juga berpotensi melahirkan benturan atau konflik. Menurut Karl Marx, konflik terjadi akibat adanya perbedaan kelas, serta ketidakseimbangan dalam masyarakat. Indonesia dengan kemajemukannya memiliki potensi konflik yang besar, terlebih jika konflik yang timbul dalam masyarakat melibatkan dua kelompok yang berbeda. Menurut The Fund for Peace (FFP) pada tahun 2017, Indonesia merupakan negara rentan konflik dengan indeks angka 74,9. Sejarah konflik horizontal di Indonesia pun tak sekali muncul untuk menguji kemajemukan, dimulai dari konflik antar suku Dayak dan Madura di Sampit pada tahun 1996, kerusuhan di Sambas, konflik antar agama di Ambon, kerusuhan di Sampang, dan yang paling menyita perhatian adalah konflik antara sebagian masyarakat muslim dengan mantan gubernur DKI Jakarta Basu